Aspek-aspek yang Perlu Ditekankan dalam Pembelajaran PKWU SMA untuk Membangun Entrepreneurship
Pendidikan kewirausahaan sekarang ini diarahkan untuk menciptakan entrepreneur yang inovatif dan kreatif. Karena itu, diperkenalkannya pendidikan kewirausahaan secara formal di sekolah merupakan langkah yang baik untuk menyiapkan lahirnya lebih banyak lagi wirausaha di Indonesia. Pendidikan Prakarya dan kewirausahaan (PKWU) Kurikulum 2013 yang beredar di kalangan guru, nampak lebih ditekankan pada prakarya semata. Prakarya yang dipelajari di jenjang pendidikan menengah meliputi kerajinan, rekayasa, budidaya, dan pengolahan.
Sebagai pendidik yang diamanati mengampu mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan, penulis mencoba menyelaraskan "prakarya" dan Kewirausahaa dengan tuntutan untuk menciptakan etrepreneur yang inovatif dan kreatif. Intinya, menjadikan muatan prakarya sebagai satu tahapan kegiatan kewirausahaan, yakni tahapan "produksi". Pilihan ini berkonsekuensi bukan upaya "membuat produk sebanyak banyaknya" namun lebih pada memahami dan mengaplikasi proses produksi itu sendiri sedalam dalamnya melalui pembelajaran.
Ada enam aspek aspek yang penulis coba kembangkan melalui kontens PKWU K 13 SMA, yakni aspek Karakter Kewirausahaan, Perencanaan Usaha, Produksi dan pengemasan (Prakarya) , Aspek Pemasaran, Aspek Keuangan (BEP dll) dan aspek ke enam adalah aspek Analisis dan Evaluasi.
Untuk tujuan tersebut, maka pilihan muatan yang memungkinkan peserta didik dapat melakukan secara berkesinambungan dengan menerapkan ke enam aspek tersebut, konten pengolahan, dalam pandangan penulis, adalah konten yang sangat memungkinkan diterapkannya ke enam aspek kewirausahaan tersebut. Dari pencarian ide, perencanaan bisnis,produksi, aspek ekonomi, pemasaran dan evaluasi/analisa dapat dilakukan di kelas.
Semua langkah-langkah, konten dan aspek PKWU yang disajikan memungkinkan peserta didik melakukan tindakan-tindakan wira usaha yang inovatif dan kretif dari mulai ide, produksi,pemasaran hingga analisa dan evaluasi, Di kelas, penulis tegaaskan bahwa kemampuan, kompetensi yang dikembangkan bukan kemampuan sebagai "tukang" belaka, tetapi kemampuan sebagai manager/direktur. Hal ini dikarenakan aspek perencanaan,pelaksanaa dan evaluasi sesungguhnya adalah fungsi manegement.
Contoh konkritnya, misalnya kita ingin berkarya "pegawetan berbahan nabati" pada pengolahan, maka diawali dari aspek penggalian ide,perencanaan,produksi melakukan pengawetan berbahan nabati, perhitungan harga satuan, titi impas target profit margin, pengemasan dan pemasaran dan evaluasi dilakukan melalui endekatan lening by doing dengan model "cooperative" learning.
Melalui proses demikian, maka bukan saja peserta didik terampil memproduksi (image prakarya) tetapi juga dituntut memproduksi olahan pangan yang berkualitas, dapaat dijual juga menghadapi riil hasil usahanya. Keuntungan, kerugian, disukai atau tidak disukan oleh "pasar" dapat dijadikan bahan evaluasi dan analisis seluruh peserta didik.
Darwono, Guru PKWU SMA Swasta di Jakarta
Penerima City Success Fund 2010
Dana Pembinaan Kewirausahaan Pelajar dari City Bank
ConversionConversion EmoticonEmoticon